YKKMP Paparkan Penemuan Saat Contact Tembak OPM dan TNI di Area Tangma Yahukimo

Masyarakat Area Tangma, Kabupaten Yahukimo, Propinsi Papua Pegunungan, disampaikan pindah sesudah berlangsungnya contact tembak di antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dengan aparatur TNI, pada 15 Juni 2025 start pukul 11.00 sampai 01.00 pagi hari WIT, di Daerah Aruli Dusun Yeleas.

Ini dikatakan oleh Direktur Yayasan Keadilan dan Kesatuan Manusia Papua (YKKMP) yang aktivis kemanusiaan Papua Theo Hasegem dalam laporannya yang diterima media ini pada Sabtu 21 Juni 2025 malam.

Disebutkan, contact tembak itu terjadi di antara TNI dan TPNPB Kodap III Ndugana-darakma, di bawah kepemimpinan Egianus Kogoya.

Mengakibatkan 2 korban jiwa wafat, seorang ialah masyarakat sipil atas nama Mesak Asipalek ( Masyarakat sipil ) 45 Tahun, lelaki, korban alami cedera tembak di testa sampai menembus belakang. Selanjutnya korban lain ialah anggota TPNPB atas nama Prek Sarera.

“Menurut Informasi dari warga, di tempat jika penyeragan dilaksanakan aparatur TNI, sekitaran jam 11 pagi sampai jam 1 malam, selanjutnya pada 17 Juni 2025, kami (Yayasan Keadilan dan Kesatuan Manusia Papua) membuat team, dan berangkat ke Tangma sesudah saya mendapatkan informasi lewat handphone,” tuturnya.

Dalam laporan itu Theo menguraikan perjalanannya ke arah Area Tangma pada 18 Juni 2025, ia menyebutkan sesudah datang, team lapor ke anggota TNI yang bekerja di Pos Kurima, saat sebelum ke arah Area Tangma.

Saat melapor, Theo dan team yang terbagi dalam cendekiawan dari Area Tangma sampaikan tujuan mereka ke anggota TNI bila mereka ingin berkunjung Tangma, untuk mengawasi dan pastikan apa Egianus Kogoya dan anggotanya ada di Daerah Lik ima atau mungkin tidak. Mereka juga janji sesudah lakukan pengawasan, bila Egianus ada di daerah itu, karena itu team akan berikan supaya mereka keluar Tangma.

“Diperjalanan kami berjumpa dengan warga pengungsi dari 3 jemaah yang ada di Gereja Kemping Injil Kingmi, Klasis Tangma Jemaah Yeriko, pengungsi yang terdapat di jemaah itu sekitar 600 beberapa ratus, Mereka tidur di gereja, beberapa barang mereka tertampumpung di Gereja,” katanya.

Seorang Hamba Tuhan sekalian Sekertaris Klasis Tangma, Pdt. Reki Asipalek, menjelaskan, warga yang pindah asal dari 3 Gereja, Halihalo, Aleng dan Puno

Sesudah berjumpa dengan pengungsi di Gereja Yeriko,Team YKKMP, meneruskan perjalanan ke arah Kantor Klasis Tangma, lantas bertemu muka dengan 10 jemaah yang menanti, pada pertemuan tersebut, Theo mengutarakan, team cuma tiba menentramkan warga yang terdapat di Area Tangma.

“Saya mengharap agar warga tidak pindah keluar Tangma. karana saya tidak ingin warga alami kehilangan rumahnya, dan wafat di wilayah seseorang, tanpa tapak jejak, kami mengharap warga tidak cemas atas kedatangan aparatur TNI,” bebernya.

“Keinginan saya lainnya, warga masih tetap bertahan di dalam daerah dan masih tetap melakukan aktivitas sebagaimana umumnya, jika anggota tiba terima mereka sebagai rekan dan jangan lari, karena yang mereka kejar ialah lawan bukan warga sipil, hingga diharap warga masih tetap tenang,” paparnya

Tetapi, Theo mengingati jika TNI bertindak beringas karena itu semua jemaah diharap bergabung di halaman kantor klasis.

Saat lawatan team ke Area Tangma, team berkunjung Daerah Halihalo tempat pengungsi, dan menyaksikan beberapa tempat yang diperhitungkan menjadi lokasi TNI lakukan penembakan seperti pada halaman Gereja tempat pengungsi ada.

Team ke arah Daerah Aruli dusun Yeleas yang diperhitungkan menjadi lokasi contact tembak, TNI dengan TPNPB, dalam lawatan itu team temukan sejumlah tanda bukti diantaranya.

  1. Selongsong peluruh punya TNI dan TPNPB
  2. Menyaksikan dan pastikan honai di mana TPNPB bermalam
  3. Menyaksikan beberapa rumah yang terserang peluruh
    4 Menyaksikan tempat kremasi Mesak Asipalek dan Prek Sarera.
  4. Pastikan tempat penembakan ke-2 korban.

“Sesudah kami lakukan pengamatan disekitaran daerah Aruli, dusun Yeleas, kami meneruskan perjalanan ke arah, ke daerah Lik Ima yang diperhitungkan menjadi tempat Egianus Kogoya dan pasukannya ada, dari daerah 1 kilo selanjutnya kami datang di Daerah terebut. Kami menyaksikan sendiri dan sudah mereka harus memastikan untuk tidak ada di daerah Lik Ima,” terangnya.

Waktu di Daerah Lik Ima, team akui temukan tanaman ganja sekitaran 13 pohon yang ditanamkan di halaman sebuah rumah, ganja itu selanjutnya ditarik dan dibawa ke Wamena untuk diberikan ke Kepolisian Polres Jayawijaya.

Selesai dari Daerah Lik Ima, team kembali lagi ke daerah Halihalo, dan memeriksa beberapa lokasi yang menurut warga ada sisa contact tembak.

Theo juga lakukan pengalian di lokasi itu dan temukan peluru di halaman Gereja Yeriko Halihalo, penampungan pengungsi dari Tiga Gereja, pengungsi yang terdapat di situ sekitaran 600 orang.

Sesudah lakukan pengalian team temukan selongsong dan empat proyektil peluru yang dalam tanah, selanjutnya team lakukan perjalanan pulang ke Wamena.

Saat perjalanan datang digunung Ongolo, mobil team dihentikan oleh anggota TNI, semua anggota team juga turun dari dalam mobil. Selanjutnya aparatur minta ijin untuk mengecek mobil yang team gunakan saat di Tangma.

Dalam mobil kami, TNI temukan, empat proyekti peluru itu, mereka juga mengambil alih proyektil itu. Team memberikan ganja mereka cabut di daerah Lik Ima.

“Saat dicheck kami memberikan laporan ke Danpos TNI Kurima bila Egianus Kogoya dan pasukannya tidak ada di Daerah Lik Ima, kemudian team meneruskan perjalanan kembali lagi ke Wamena,” tutupnya.

10 Menit Contact Tembak, 2 Anak Buah Egianus Tertembus Peluru Satuan tugas Habema

Sebelumnya telah dikabarkan, TNI mengeklaim sudah tembak dua anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya di Daerah Aleleng, Area Tangma, Kabupaten Yahukimo, Senin 16 Juni 2025.

Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, dua anaka buah Eganus itu tertambak saat terjadi bakutembak di antara Satuan tugas Habema dan OPM jam 00.15 WIT. Ke-2 nya dipastikan wafat.

“Operasi ini susul informasi kehadiran empat orang barisan OPM Kodap III Ndugama di satu diantara honai Daerah Ligima, yang sejauh ini sudah diduga sebagai basis mereka, tindak lanjuti informasi itu, aparatur TNI juga melakukan penangkapan,” terangnya dalam info sah, Rabu (18/6/2025) sore.

Bakutembak berjalan sepanjang 10 menit dan usai dengan 2 anggota OPM meninggal.

Dalam operasi itu TNI mengambil alih sejumlah tanda bukti diantaranya 1 puncak pistol Revolver, dan pistol rakitan, 5 butir munisi kelas 9 mm, 1 unit HT (Baofeng), handphone, teleskop optik, dan Leica 1000 YDSAT.

“Tidak ada korban jiwa dari faksi TNI,” bebernya.

Operasi pengusutan ini disebutkan dilaksanakan dengan terarah dan professional, untuk hentikan teror riil pada keselamatan masyarakat dan keamanan daerah.

“Kami (TNI) datang tidak untuk menyebar ketakutan, tetapi untuk memberi keinginan baru dan ruangan aman untuk warga sipil Papua sama seperti yang diamanahkan dalam Inpres Inpres RI No. 9 Tahun 2020 mengenai Pemercepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua, yang satu diantara pointnya ialah melakukan pekerjaan pemberian support penyelamatan diwilayah papua,” katanya.

Dipertegas, negara tidak biarkan barisan membawa senjata kuasai medan tanpa perlawanan, karena itu, TNI juga terus mengatakan ke semua pihak yang tetap mengusung senjata untuk hentikan perlawanan membawa senjata dan kembali lagi ke pangkuan NKRI lewat lajur damai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *